Membangun Masa Depan dari Rel: KAI Percepat Modernisasi dan Digitalisasi Infrastruktur Perkeretaapian Nasional

waktu baca 3 menit
Sabtu, 9 Agu 2025 14:03 4 Admin

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus mempercepat transformasi infrastruktur perkeretaapian nasional. Melalui Direktorat Pengelolaan Prasarana, KAI menghadirkan pembaruan yang menyentuh seluruh aspek prasarana: mulai dari peremajaan rel, modernisasi wesel, pembaruan sistem sinyal, hingga penerapan teknologi digital yang menggantikan metode kerja manual.

“Transformasi prasarana ini bukan sekadar pembaruan teknis, tetapi fondasi untuk masa depan. Kami ingin memastikan setiap perjalanan pelanggan berlangsung aman, andal, dan didukung teknologi terkini,” ujar Direktur Pengelolaan Prasarana KAI – Heru Kuswanto.

Ia menambahkan, transformasi prasarana yang dijalankan di KAI harus memiliki Big Point – High Impact – Powerful – Efficiency Impact dan sepenuhnya selaras dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Langkah ini menjadi pijakan untuk membangun fondasi perkeretaapian nasional yang modern, andal, dan berdaya saing tinggi.

“Ada tiga fokus utama yang dijalankan. Pertama, meningkatkan Reliability, Availability, Maintainability, Safety, and Services (RAMSS) untuk memperkuat daya saing dan pendapatan perusahaan. Kedua, melakukan transformasi digital dalam pengoperasian dan perawatan prasarana guna mendorong efisiensi, keselamatan, dan peningkatan pendapatan. Ketiga, mengimplementasikan program kerja berbasis keberlanjutan yang mengacu pada prinsip Sustainability dan ESG,” jelas Heru.

Sejak 2020, KAI telah mengganti lebih dari 1,6 juta meter rel baja demi memperkuat struktur jalur utama. Bantalan kayu yang rentan lapuk diganti dengan bantalan sintetis yang lebih kuat dan tahan lama. Ratusan wesel diperbarui menggunakan struktur beton untuk meningkatkan stabilitas. Hasilnya, kecepatan operasi meningkat di lebih dari 800 kilometer jalur, sementara Track Quality Index pada triwulan I 2025 mencapai 5.554, mendekati kategori sempurna.

Transformasi juga merambah ke ranah digital. Pemeriksaan dan perawatan yang sebelumnya berbasis formulir kertas kini dilakukan melalui P3STE Mobile, CMS berbasis web, dan aplikasi perawatan lainnya. Data lapangan kini dapat dicatat secara real-time, tersimpan rapi, dan mudah dianalisis untuk pengambilan keputusan yang cepat dan akurat.

KAI juga mulai menggunakan sensor digital untuk memantau kondisi jalur di daerah rawan. Sensor ini mampu mendeteksi pergerakan tanah, suhu rel, hingga getaran jembatan baja berusia lebih dari 90 tahun. Semua informasi dikumpulkan dalam peta digital 3D yang memudahkan teknisi melakukan analisis dan tindak lanjut.

Modernisasi ini diiringi komitmen pada keberlanjutan. Panel surya telah dipasang di 138 lokasi stasiun dan fasilitas operasional dengan kapasitas hampir 4.500 kW, sebagai langkah konkret menurunkan emisi karbon.

KAI juga berperan aktif dalam proyek strategis nasional seperti elektrifikasi jalur Jakarta–Sukabumi, pengembangan sistem sinyal LRT Jabodebek dan Sumatera Selatan, serta penguatan persinyalan di jalur ganda selatan Jawa.

KAI menyesuaikan struktur organisasi lapangan, memfokuskan peran teknisi, dan memastikan seluruh proses perawatan mengikuti pedoman teknis resmi regulator. Hal ini menjamin kegiatan di lapangan seragam, efisien, dan akuntabel.

“Setiap kilometer rel yang kami perbaiki adalah wujud komitmen untuk menghadirkan transportasi yang lebih cepat, ramah lingkungan, dan cerdas. Di balik keheningan rel, ada kerja kolaboratif, teknologi, dan visi yang kami jaga,” tutup Heru.

Dengan langkah ini, KAI menegaskan tekadnya membangun masa depan transportasi Indonesia melalui inovasi, disiplin, dan fondasi prasarana yang kokoh.

Artikrl ini juga tayang di vritimes

Unggulan

LAINNYA